
Surah Al Hijr 32
قالَ يا إِبليسُ ما لَكَ أَلّا تَكونَ مَعَ السّاجِدينَ
««•»»
qaala yaa ibliisu maa laka allaa takuuna ma'a alssaajidiina
««•»»
Allah berfirman: "Hai iblis, apa sebabnya kamu tidak (ikut sujud) bersama-sama mereka yang sujud itu?"
««•»»
He said, ‘O Iblis! What kept you from being among those who have prostrated?’
««•»»
Pada ayat ini Allah SWT memerintahkan agar Nabi Muhammad saw mengingatkan kepada umatnya, tatkala Allah mengatakan kepada malaikat-malaikat maksud-Nya untuk menciptakan Adam, bahwa Dia akan menciptakan manusia dari tanah kering yang berasal dari lumpur hitam, bahwa jika Dia telah menyempurnakan bentuknya dengan sebaik-baiknya, akan ditiupkan ke dalamnya roh ciptaan-Nya serta akan memerintahkan malaikat dan iblis sujud kepadanya sebagai penghormatan kepadanya.
Perintah Allah ini dilaksanakan oleh para malaikat dengan patuh dan khidmat, kecuali Iblis. Ia enggan bersujud kepada Adam, karena ia merasa dirinya lebih tinggi derajatnya dari pada Adam, karena ia adalah makhluk rohani, sedang Adam adalah makhluk jasmani, ia diciptakan dari api, sedang Adam diciptakan dari tanah yang hina.
Kebanyakan ahli tafsir berpendapat bahwa peristiwa penciptaan Adam dan peristiwa pengingkaran Iblis terhadap perintah Allah serta ketaatan dan keikhlasan malaikat melaksanakan perintah itu menggambarkan watak dari ketiga macam makhluk Allah itu. Malaikat diciptakan sebagai makhluk yang selalu tunduk dan patuh kepada perintah Allah, tidak pernah mengingkari sedikitpun, karena itu malaikat dijadikan Allah sebagai pengawal dan pengatur bumi dengan izin-Nya, dan ia diperintah tunduk kepada Adam beserta keturunannya. Sedang setan dijadikan sebagai makhluk yang suka membangkang, ingin mereka sendiri bahagia, sedang makhluk lain biarlah sengsara, mereka selalu menjadi musuh bagi manusia.
Adapun manusia adalah makhluk Allah yang terdiri dari dua unsur, yaitu unsur jasmani dan unsur rohani. Penggabungan kedua macam unsur ini menyebabkan manusia mempunyai persiapan untuk mengambil manfaat dari bumi seluruhnya dengan pengetahuan yang dianugerahkan Allah kepadanya, terbukalah kemungkinan-kemungkinan yang banyak baginya untuk berbuat dan bekerja, memenuhi dan melengkapi keperluan yang diperlukannya, dengan menggali dan mengambilnya dari perbendaharaan Allah SWT.
Dengan persiapan dan ilmu pengetahuan ia dapat memanfaatkan air, udara, barang tambang, tumbuh-tumbuhan, binatang ternak, garis edar planet-planet, kekuatan listrik, kekuatan atom dan sebagainya. Dengan demikian nampak kelebihan manusia dari malaikat dan setan sebagaimana yang terpaham dari jawaban Allah kepada para malaikat, waktu Adam as akan diciptakan Allah.
Allah SWT berfirman:
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ
Ingatlah ketika Tuhanmu beriman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?". Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".
(QS. Al Baqarah [2]:30).
Karena itu pulalah di antara manusia ada yang dijadikan Allah sebagai Nabi dan ada pula yang dijadikan Rasul.
Di atas telah diterangkan kemungkinan Iblis tidak mau mengikuti perintah Allah agar sujud kepada Adam. Dan diterangkan pula alasan-alasan yang dikemukakan iblis sehubungan dengan pengingkarannya itu.
Sikap Iblis yang demikian itu menunjukkan kebodohan dan kefasikannya, karena:
- Ia menentang perintah Tuhannya, sebagaimana yang terpaham dari jawabannya itu.
- Ia mengemukakan alasan-alasan yang menyebabkan Ia menentang Tuhan itu, alasan-alasannya itu menunjukkan kebodohannya sendiri.
- Ia tidak mau mengikuti perintah Allah, karena ia mengatakan bahwa ia lebih baik dari Adam. Tidak mau mengikuti perintah Allah, karena ia merasa lebih tinggi tingkatnya dari hamba Allah bahkan merasa seakan lebih tinggi dari Allah sendiri.
- Alasan yang dikemukakan bahwa ia lebih baik dari Adam adalah merupakan pendapatnya sendiri tanpa alasan yang dapat diterima oleh akal.
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
(Allah berfirman) Maha Tinggi Allah ("Hai iblis! Apa sebabnya kamu) apa yang menyebabkan kamu enggan (tidak mau) huruf laa adalah zaidah (ikut sujud bersama-sama mereka yang sujud itu?")
««•»»
He, [God] exalted be He: ‘O Iblīs what is wrong with you, what prevents you, that you are not among those prostrating?’
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»
•[AYAT 31]•[AYAT 33]•
•[KEMBALI]•
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
32of99
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=15&tAyahNo=32&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
al-quran.info/#15:32
•[KEMBALI]•
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
32of99
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=15&tAyahNo=32&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
al-quran.info/#15:32
Tidak ada komentar:
Posting Komentar