Jumat, 13 Februari 2015

[015] Al Hijr Ayat 002

««•»»
Surah Al Hijr 2

رُبَمَا يَوَدُّ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْ كَانُوا مُسْلِمِينَ
««•»»
rubamaa yawaddu alladziina kafaruu law kaanuu muslimiina
««•»»
Orang-orang yang kafir itu seringkali (nanti di akhirat) menginginkan, kiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang-orang muslim.
««•»»
Much will the faithless wish that they had been muslims.
««•»»

Ayat ini merupakan peringatan Allah Subhanahu wa Ta'ala kepada orang-orang kafir dengan menerangkan kepada mereka, bahwa di akhirat nanti di saat mereka merasakan beratnya siksa neraka yang sedang menimpa mereka, mereka menyesal atas perbuatan dan tindakan mengingkari Tuhan yang Maha Kuasa yang telah mereka lakukan selama mereka hidup di dunia. Seandainya mereka mengikuti seruan Rasul, melaksanakan perintah-perintah Allah, menghentikan larangan-larangan Nya dan beribadat dengan tunduk dan patuh kepada Nya, tentulah mereka tidak akan di azab seperti yang mereka alami pada hari itu.

Seandainya mereka berbuat sebaliknya, tentulah mereka akan dimasukkan Allah ke dalam surga yang penuh kenikmatan seperti yang dialami oleh orang-orang muslim di saat itu. Tetapi semua penyesalan mereka tidak ada lagi gunanya pada waktu itu, Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menetapkan keputusan Nya yang tidak dapat dirubah lagi.

Dalam suatu hadis Rasulullah Shalallaahu 'Alayhi Wasallam, diterangkan saat-saat penyesalan mereka itu: 
عن أبى موسى رضى الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: إذا إجتمع أهل النار فى النار ومعهم من شاء من أهل القبلة قال الكفار للمسلمين: ألم تكونوا مسلمين قالوا بلى قالوا فما أغنى عنكم الأسلام وقد صرتم معنا فى النار؟ قالوا كانت لنا ذنوب فأخذنا بها فسمع الله ما قالوا ما مر بمن كان فى النار من أهل القبلة فأخرجوا فلما رأى ذلك من بقي من الكفار، قالوا يا ليتنا كنا مسلمين فنخرج كما خرجوا قال ثم قرأ رسول الله صلى الله عليه وسلم أعوذ با الله من الشيطان الرجيم الر تلك آيات
Dari Abu Musa semoga Allah meridainya, ia berkata: "Berkata Rasulullah saw: "Apabila telah berkumpul penghuni neraka dan beserta mereka ada orang yang dikehendaki Allah dari ahli kiblat (orang yang mukmin), berkata orang kafir kepada orang-orang Islam: "Bukankah kamu sekalian dahulu orang-orang Islam". Orang Islam berkata: "Benar". Mereka berkata: "Tidaklah berfaedah bagimu agama Islam yang kamu anut dahulu, sehingga kamu dikumpulkan bersama kami di neraka ini?". Orang-orang Islam berkata: "Kami telah mengerjakan perbuatan dosa, maka kami di azab karenanya. Maka Allah SWT mendengar pembicaraan mereka, lalu memerintahkan orang-orang Islam yang berada di dalam neraka itu, untuk dikeluarkan. Tatkala orang-orang kafir yang tinggal melihat yang demikian, mereka berkata: "Wahai kiranya seandainya kami dahulu orang muslim, tentu kami akan dikeluarkan pula dari neraka, sebagaimana mereka telah dikeluarkan". Berkata Abu Musa: "Kemudian Rasulullah saw mengucapkan: "Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk". Dan selanjutnya beliau membaca ayat ini".
(H.R Tabrani)

Firman Allah SWT yang senada dengan ayat ini, ialah:
وَلَوْ تَرَى إِذْ وُقِفُوا عَلَى النَّارِ فَقَالُوا يَا لَيْتَنَا نُرَدُّ وَلَا نُكَذِّبَ بِآيَاتِ رَبِّنَا وَنَكُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ
"Dan jika kamu (Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, lalu mereka berkata: "Kiranya kami dikembalikan (ke dunia) dan tidak mendustakan ayat-ayat Tuhan kami, serta menjadi orang-orang yang beriman" (tentulah kamu melihat sesuatu peristiwa yang mengharukan).
(Q.S Al An'am [6]:27)

Az Zajjaj berkata: "Sesungguhnya orang kafir, tatkala melihat keadaan azab neraka dan melihat keadaan orang Islam di surga, mereka mengangan-angankan, seandainya dahulu waktu di dunia mereka adalah orang-orang muslim.

Demikianlah Allah melukiskan watak manusia yang ingkar kepada Allah, mereka hanya ingat kepada Allah sewaktu bahaya dan azab menimpa mereka, tetapi bila bahaya dan azab itu telah tiada maka mereka kembali ingkar kepada Allah penolong dan pencipta mereka.

Hal yang seperti itu terjadi pula pada orang-orang kafir yang mencita-citakan ingin kembali hidup di dunia untuk beribadat dan mereka berjanji andainya cita-cita mereka itu dikabulkan, mereka akan beriman dengan sungguh-sungguh tidak akan ingkar lagi seperti dahulu. Seandainya manusia itu benar-benar mau beriman, telah cukup petunjuk-petunjuk Allah SWT yang disampaikan oleh Nabi dan Rasul-rasul Nya, tetapi kebanyakan manusia terpengaruh oleh kesenangan hidup duniawi yang sifatnya sementara itu.

Mereka lebih menghambakan diri kepada setan yang terkutuk dari pada menghambakan diri kepada Allah, Tuhan penciptanya. Telah cukup banyak kesempatan untuk bertobat dan diberikan Allah sewaktu di dunia kepada mereka, tetapi mereka mengabaikan kesempatan itu. Setelah mereka di akhirat kesempatan itu tidak akan diberikan lagi, bagi mereka telah berlaku Sunatullah yang akan mengazab setiap orang yang ingkar kepada Nya.

Ayat ini merupakan peringatan yang keras bagi orang-orang musyrik Arab khususnya, dan orang-orang kafir pada umumnya, terutama bagi mereka yang menghalangi tersiarnya agama Allah di permukaan bumi. Bagi Nabi saw dan para sahabat, ayat ini merupakan kabar gembira.

Pada saat turunnya ayat ini, mereka orang kafir menghalangi dengan keras terlaksananya dakwah Islamiah yang sedang dilakukan Nabi saw dan para sahabat, bahkan kaum musyrik Mekah telah sampai kepada melakukan tindakan penganiayaan disertai dengan ancaman yang keras kepada pengikut Nabi Muhammad, sehingga Nabi dan para sahabat telah mendekati rasa putus asa dan khawatir, seandainya tugas yang dipikulkan Allah tidak dapat terlaksana dengan baik. Dengan turunnya ayat ini menimbulkan rasa optimisme, rasa ketabahan dan kesabaran mereka bertambah karenanya dalam menyiarkan agama Allah karena mereka telah percaya sesungguhnya bahwa agama Islam pasti berkembang dan kemenangan akhir itu ialah kemenangan yang akan diperoleh di akhirat nanti.

Dari ayat ini dan hadis di atas dipahami pula, bahwa pahala atau siksa yang akan diterima oleh orang-orang yang beriman dan orang-orang yang kafir adalah setimpal dan sesuai dengan perbuatan yang pernah mereka lakukan.

Seseorang sekalipun ia seorang muslim, jika ia pernah mengerjakan perbuatan dosa, maka Allah akan mengazab mereka karena perbuatan dosa itu, kecuali Allah telah memaafkannya. Dalam pada itu saat melakukan sesuatu perbuatan menentukan pula nilai pahala atau dosa yang diperoleh oleh orang yang melakukan perbuatan itu,

Sebagaimana ditegaskan oleh firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:
لَا يَسْتَوِي مِنْكُمْ مَنْ أَنْفَقَ مِنْ قَبْلِ الْفَتْحِ وَقَاتَلَ أُولَئِكَ أَعْظَمُ دَرَجَةً مِنَ الَّذِينَ أَنْفَقُوا مِنْ بَعْدُ وَقَاتَلُوا وَكُلًّا وَعَدَ اللَّهُ الْحُسْنَى وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
Tidak sama di antara kamu orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sebelum penaklukan (Mekah). Mereka lebih tinggi derajatnya daripada orang-orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sesudah itu. Allah menjanjikan kepada masing-masing mereka (balasan) yang lebih baik. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.
(QS Al Hadid []:10)

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Sering kali) dapat dibaca rubbamaa dan rubamaa (berkeinginan) mengharapkan (orang-orang yang kafir itu) kelak di hari kiamat, yaitu sewaktu diperlihatkan kepada mereka keadaan diri mereka dan keadaan kaum Muslimin (seandainya mereka menjadi orang-orang muslim) lafal rubba menunjukkan makna littaktsir/sering, karena sesungguhnya mereka sering kali mengharapkan hal tersebut. Akan tetapi menurut pendapat lain menunjukkan makna littaqlil, artinya sedikit, karena sesungguhnya kengerian-kengerian pemandangan di hari kiamat membuat mereka terkejut dengan sangat, sehingga mereka tidak sadar untuk berharap seperti itu melainkan hanya dalam masa yang sedikit.
««•»»
It may be that (read rubbamā or rubamā) those who disbelieve, on the Day of Resurrection, when they witness their predicament and that of the Muslims, will wish that they had been muslims (rubba here is used to indicate ‘many’, since many of them will wish this; but it is also said to indicate ‘few’, since they will be so stupefied by the terrors that they will not come out of their stupor to wish such a thing, except on a few occasions:
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 1][AYAT 3]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
2of99
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=15&tAyahNo=2&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
al-quran.info/#15:2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar